Surat kabar, Cinta itu yang kita rasa bila bungkam sungguh merana Lihat langit yang disana begitu indah jika dipandang seindah matanya yang memandang Rumput berdiri menyapa Angin membelai mesra Ritme jantung semakin kilat Kepada siapa hati ini berkiblat? Bagaikan bulan dan surya mereka berbeda, mustahil untuk bersama namun, mereka ada pada ukiran langit yang sama. Semua karena batas yang nyata antara ketidakwarasan ku dengan senyuman mu, antara iman ku dan iman mu, hingga melahirkan dua pilihan yang mungkin tak ada jawaban ketika hati ingin mengalah namun, egois tak mau kalah Mengaggumi mu tanpa syarat dan air mata bercerita tanpa isyarat hanya doa yang kupanjatkan kepada yang didambakan. Melihat hujan tanpa henti pertanda cinta tak nyata lagi. Mungkin cukup menjaga hati meski yang kulihat kini, kau jauh seberang disana karena batas antara kita. - Pavita Rara, 5 hari sebelum beranjak 17 tahun.
Hope for your future, leave your past.