Langsung ke konten utama

#StopInsecureMulaiBersyukur

KAMU MENARIK, STOP MELIRIK

HIDUP ORANG LAIN

Problematika remaja jaman sekarang adalah minimnya rasa memahami, menerima, dan menyayangi diri sendiri. Apalagi, remaja adalah masa transisi antara sikap kekanak-kanakan menuju sikap pendewasaan, wajar apabila pemikiran remaja terhadap lingkungan sekitar dan diri sendirinya masih ½ matang. Ditambah lagi, biasanya pada usia remaja mulai ada perkembangan fisik dan emosional, serta sering bersentuhan dengan lingkungan sosial di sekitarnya, seperti di sekolah, keluarga, bahkan masyarakat. Remaja biasanya mulai memiliki kecemasan atau kekhawatiran tertentu apabila mereka tidak mampu memenuhi tuntutan sosial yang sebenarnya tidak diwajibkan untuk dipenuhi, misalnya seorang remaja dituntut untuk memiliki bakat agar dapat ditampilkan di acara pentas seni, maka respon yang biasanya dilakukan oleh remaja yang ‘merasa’ tidak memiliki bakat apapun akan minder bahkan tidak percaya diri dengan saingannya. Padahal, kemampuannya bisa diasah jika ia mau, niat, dan komitmen untuk mengembangkannya. Biasanya hal ini memiliki korelasi dengan rasa minder atau ketidakpercayaan diri terhadap potensi atau keunikan yang lahir dalam diri masing-masing. Padahal, jika dipikir lebih jauh lagi, keunikan tiap orang menggambarkan suatu ciri khas dari orang itu yang bahkan membuat orang itu tampak lebih menarik. Perasaan minder, ketidakamanan terhadap diri sendiri karena merasa kurang dari orang lain, rasa ketidakpercayaan diri, dan adanya sikap menolak atau membenci diri sendiri karena beragam kekurangan bisa dikorelasikan dengan sikap insecurity/insecure.

Karakteristik dari rasa insecure yang dialami oleh  banyak orang adalah rasa kurangnya penerimaan dalam diri sendiri, contohnya seorang remaja dilahirkan dengan warna kulit sawo matang, namun karena kondisi lingkungannya seakan-akan memiliki standar kecantikan bahwa ‘cantik’ hanya diperuntukkan bagi remaja berkulit putih, sehingga ia tidak mampu menerima diri sendiri sebagai remaja berkulit sawo matang. Padahal, faktanya tidak ada standar kecantikan berdasarkan warna kulit seseorang. Rasa tidak ingin menerima kondisi tersebut akhirnya timbul rasa tidak ingin memahami kondisi yang ada di dalam diri sendiri, entah itu kondisi fisik ataupun kondisi mental. Rasa tidak memahami akhirnya merambat menjadi rasa tidak ingin menerima, yaitu fase dimana orang ini mulai tidak bersyukur. Sehingga, hal tersebut mendorong adanya sikap tidak ingin menyayangi diri sendiri dan tidak mampu untuk menerima diri sendiri apa adanya karena terlalu terpatok dengan pandangan masyarakat terhadap sesuatu. Padahal, setiap orang pasti memiliki keunikannya masing-masing yang mampu memikat banyak orang tanpa perlu mengikutcampurkan pandangan orang lain.

Penyebab orang mulai insecure biasanya karena terpatok oleh suatu pandangan masyarakat terhadap sesuatu, misalnya “untuk menjadi orang sukses, minimal pendidikan adalah lulus S1.” Padahal, realita sosialnya banyak orang sukses yang hanya lulusan SLTA/STM/SMK. Perkenalkan, Andy F.Noya yang hanyalah lulusan STM, namun karena ia memiliki potensi di bidang jurnalistik dan memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi itu, sampai pada akhirnya ia mampu membuat acara TV, yaitu Kick Andy. Adanya kebiasaan membanding-bandingkan kemampuan kita dengan orang lain juga mampu meningkatkan rasa ketidakbersyukuran seseorang terhadap diri sendiri atau biasa disebut dengan “saya ingin menjadi orang itu karena hidupnya lebih enak.” Padahal, di dalam kehidupan terdapat roda kehidupan yang selalu berputar. Mungkin orang lain yang dianggap ‘enak hidupnya’ telah berhasil melalui berbagai tantangan hingga mampu sukses sampai sekarang. Dan perlu diketahui, bahwa kebahagiaan seseorang harus sesuai dengan porsinya masing-masing. Tidak ada satupun orang yang 100% mengalami rasa ‘nikmat’ dalam kehidupan.

Akibat dari insecure perlu diwaspadai. Dampaknya adalah munculnya rasa stress atau ketidakpercayaan diri secara berlebihan. Contoh kasus telah dilampirkan dari https://yoursay.suara.com/ mengenai kematian Sulli, ia merupakan aktris asal Korea Selatan yang merasa insecure atau minder karena hate comments oleh netizen mengenai dirinya. Apalagi, remaja cenderung rentan mengalami khawatir, cemas, dan takut tidak mampu memenuhi tuntutan atau ekpektasi sosial yang terlalu tinggi. Dari kasus dan pernyataan di atas, telah disimpulkan bawa solusi dari rasa insecure adalah belajar memahami diri sendiri. Maksudnya adalah memahami kekurangan, kelebihan, dan potensi yang dimiliki, bukan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Seseorang akan menjadi orang sukses apabila ia mampu mengembangkan potensi yang ia miliki. Selain itu, mengapa harus memahami kekurangan diri sendiri? Karena dengan mengetahuinya, kita memiliki batasan tertentu untuk tidak terlalu berekspektasi terlalu tinggi terhadap diri sendiri. Misalnya, seorang remaja tidak tertarik dengan bidang kedokteran dan nilai biologi dan kimianya pun juga minimalis, namun karena menurut pandangan masyarakat bahwa profesi dokter adalah keren, maka itu ia memaksakan kemampuannya untuk menjadi seorang dokter, padahal ia sangat paham mengenai hukum, politik, pintar berdebat, dan tidak pasif pada realita sosial. Ditinjau dari kemampuannya, ia sangat mampu menjadi seorang pengacara. Namun, adanya patokan terhadap pandangan sosial membuat ia banting setir untuk menjadi seorang dokter demi gengsi. Dari situ, kita perlu mengenal diri sendiri dengan seutuhnya, memahami adanya kekuranga, serta bersyukur. Banyak hal yang telah didapatkan dan diterima, namun banyak remaja yang masih belum sadar untuk bersyukur atas kebahagiaan sederhana yang sudah diterima. Biasanya, adanya rasa ketidaksadaran ini dikarenakan bahwa seseorang terlalu sering menengok hidup orang lain dan mulai membanding-bandingkan, sehingga terobsesi untuk menjadi orang itu. Bersyukur adalah kunci utama agar remaja zaman sekarang mampu menyayangi diri sendiri. Self-love is important karena dengan memprioritaskan dan memikirkan hidup diri sendiri akan lebih banyak kedamaian dan ketenangan yang dirasakan, selain itu secara tidak langsung kita akan lebih merasakan rasa kebahagiaan yang diterima, serta adanya energi-energi positif yang mampu menggerakkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bahagia, dan sukses dalam kehidupan.



- Angelina Pavita Rara Kirana / Ilmu Komunikasi / FISIP  / kel. Soekarno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Boneka Danbo Kardus

Hallo Teman-teman semuanya..kali ini saya akan memberitahukan " Cara Membuat Boneka Danbo Kardus " Lihat yaaa A.Bahan dan alat ~ Kardus Bekas ~ Gunting Tajam ~ Kater/Silet ~ Lem ~ Penghapus ~ Pensil ~ Penggaris B.Cara Pengerjaannya dan bantuan gambar   1. Ambil kardus yang sudah disediakan 2.Gambarlah bentuk pola tangan,kaki,kepala di kardus atau kertas lain jika belum yakin dengan pensil 3.Setelah menggambar pola bentuk,gunting polanya lalu dilipat pola bentuknya sesuai 2 gambar diatas 4.Setelah jadi semua,jika kalian membuat 2 danbo cewe dan cowo,juga bisa membuat perbedaan laki-laki dan perempuan dengan cara ~ Mewarnai bajunya dengan pensil warna/krayon/cat air/dll ~ atau bisa juga  menempelkan bunga ke danbo perempuan dan ditempelkan di kepala danbo perempuan 5.Setelah semuanya jadi,kalian bisa memainkan danbonya sama teman-teman Sekian dari Blog saya yaaaaa..... :) :) :) ~ TERIMAKASIH ~   ~ Good Bye ~

I'm as a teenager of Anti-Bullying

“When someone is cruel or acts like a bully, you don’t stoop to their level. No, our motto is, when they go low, we go high.” -          Michelle Obama I interested with her quotes because this quotes can lift me up and give me a confidence to express myself without fear of bullying. Because there are a lot of teens who being bullied with their friends. Why do people bully others at school? Is that for a popularity? Or, do you want to be cool person by bullying others? You’re not even my God! Only God can judge me! You know, your words can be quite damaging someone, you can ruin their life easily. You even don’t know their life who you judge. I know, maybe you hate someone for a reason, but why bullying? You can finish your problem with them by talking in peace. I know that’s your rights to criticize someone, but that’s a wrong way to criticize someone. So you don’t have bullying someone. Everybody makes mistakes, nobody’s perfect. We are sinners from birth. That’s why we have t