Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

#MentalHealthIsPriority

 Selangkah Lebih Dekat dengan Mental Health Dalam realita sosial, penyakit yang biasa dirasakan oleh masyarakat tidak melulu soal fisik, namun mental illness atau gangguan mental juga memiliki dampak buruk yang cukup fatal jika tidak diperhatikan. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa mental illness adalah sesuatu yang tidak begitu genting untuk dikonsultasikan, maka tidak heran bahwa penelitian WHO ( World Health Organization) mengatakan mental illness biasanya menyerang 20% anak-anak dan remaja. Bahkan, dikutip dari https://communication.binus.ac.id/ hamper 800.000 tiap tahunnya banyak kasus kematian yang disebabkan oleh bunuh diri dan korbannya rata-rata berumur 15-20 tahun. Hal ini menjadikan bahwa kasus bunuh diri menjadi kasus paling marak nomor 2 di Indonesia. Karakteristik dari mental illness sendiri cenderung lebih memengaruhi cara berperilaku dan karakter seseorang yang berbeda dari orang biasanya. Buruknya, mental illness sering disangkutpautkan dengan adanya facto

#StopInsecureMulaiBersyukur

KAMU MENARIK, STOP MELIRIK HIDUP ORANG LAIN P roblematika remaja jaman sekarang adalah minimnya rasa memahami, menerima, dan menyayangi diri sendiri. Apalagi, remaja adalah masa transisi antara sikap kekanak-kanakan menuju sikap pendewasaan, wajar apabila pemikiran remaja terhadap lingkungan sekitar dan diri sendirinya masih ½ matang. Ditambah lagi, biasanya pada usia remaja mulai ada perkembangan fisik dan emosional, serta sering bersentuhan dengan lingkungan sosial di sekitarnya, seperti di sekolah, keluarga, bahkan masyarakat. Remaja biasanya mulai memiliki kecemasan atau kekhawatiran tertentu apabila mereka tidak mampu memenuhi tuntutan sosial yang sebenarnya tidak diwajibkan untuk dipenuhi, misalnya seorang remaja dituntut untuk memiliki bakat agar dapat ditampilkan di acara pentas seni, maka respon yang biasanya dilakukan oleh remaja yang ‘merasa’ tidak memiliki bakat apapun akan minder bahkan tidak percaya diri dengan saingannya. Padahal, kemampuannya bisa diasah jika ia mau, ni

#PecintaSajak9 : Untuk aku, yang ditinggal terbelenggu.

Malam ini penuh resah, percakapan sebatas sandiwara. Tolong jangan bersumpah, bahwa ini cinta.              Belum lama jarak terbentang,              semuanya membeku,              semuanya telah layu,              sebelum berkembang. Terlalu berbisa, untuk dipercaya. Pandai berdusta, padahal hanya obsesi yang serakah. Mengejar yang sempurna, meninggalkan yang ada. Tak kasat, namun terasa.               Aku takkan menjadi durjana,               walau air mata jatuh tumpuk rua.               Terimakasih atas bunga,               yang dibalut kain bernoda. 20 Mei 2020, 23:54 WIB - salam hangat, Pavita Rara.